Selamat Membaca SBR

Untuk anda, para pembaca situs blog ini, semoga ada manfaat yang bisa anda dapatkan. Silakan tulis komentar anda dibawah. Saran dan kritik sangat kami tunggu.

Jumat, 17 September 2010

Membaca Cermat dan Kritis

Membaca buku barangkali agak berbeda dibanding membaca koran, majalah atau jurnal. Sebab, buku merupakan ruang yang utuh berisi gagasan, ide atau ungkapan pemikiran dari penulisnya.  Ada hubungan yang sangat kuat antara gagasan yang tertuang dalam sebuah buku dengan cara penulis buku memandang sebuah permasalahan atau sudut-pandang tertentu yang digunakan oleh penulis buku terhadap sebuah fenomena. Hubungan kuat itu baru terasakan ketika bahasan yang disodorkan oleh penulis buku sudah mulai menukik pada pembahasan mendalam, biasanya dibagian tengah buku yang umumnya merupakan bagian ulasan atau paparan pikiran-pikiran pokok penulis. Seorang penulis yang piawai tidak akan terburu-buru menyodorkan pemikirannya pada bagian-bagian awal dari buku yang ditulisnya, kecuali jika ia hendak menarik pembaca bukunya agar tetap lekat pada bahasan-bahasan berikutnya didalam buku. Namun, trik semacam ini akan kehilangan kekuatannya jika menjelang bagian pertengahan buku ternyata sang penulis buku sudah mulai kedodoran memaparkan gagasan intinya yang menawan dengan gambaran memikat. Oleh karena itu, biasanya penulis piawai akan berhati-hati menuliskan sesuatu dibagian awal bukunya sembari tetap menjaga ungkapan pemikiran atau gagasannya melalui kalimat-kalimat memikat dan menawan agar bisa menjaga ketertarikan pembaca dan terus mendorong rasa ingin tahu pembaca. 

Setidaknya ada dua jenis buku yang patut dicermati untuk membangun strategi membaca cermat dan kritis. Pertama adalah jenis buku sebagaimana telah diuraikan diatas, yakni buku berisi pemikiran utuh dari satu penulis. Dimana penulis itu mengungkapkan pikiran atau gagasannya tanpa harus mengikut-sertakana orang lain atau pihak lain dalam buku tersebut. Kedua adalah jenis buku yang merupakan kompilasi atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis yang dirangkai oleh editor buku. Jika pada buku jenis pertama kita melihat adanya rangkaian kesinambungan gagasan penulis yang membangun keutuhan pandangan-pandangannya secara agak rinci dan adanya hak penuh dari penulis atas semua yang telah diuraikannya dalam buku itu. Maka, pada buku jenis kedua, kita ditantang untuk bisa melihat titik sambung dari pikiran atau gagasan satu penulis dari penulis yang lain dalam satu tema sama yang telah ditetapkan oleh editor buku.

Pada sebuah buku ditulis secara beramai-ramai, biasanya disebut buku editorial atau buku kumpulan tulisan, maka ruang pengungkapan pikiran, gagasan atau ide tentu agak terbatas. Para penulis yang terhimpun dalam buku jenis tersebut dibatasi oleh tema tertentu yang sudah digariskan oleh editor buku. Para penulis ini umumnya diberi kebebasan mengekspresikan gagasannya atau idenya, namun harus masih berada dalam koridor tema yang disodorkan oleh editor. Dalam kaitan ini, kekuasaan menentukan tema dan penempatan tulisan dari masing-masing penulis itu kedalam buku kumpulan tulisan, sepenuhnya berada ditangan sang editor. Menulis secara beramai-ramai semacam ini tentu menunjukkan ada sedikit kesamaan dengan menulis di jurnal atau majalah dengan topik atau tema tertentu yang sudah ditetapkan oleh editor.

Pembacaan cermat dan kritis pada kedua jenis buku itu bisa dilakukan dengan membaca pada bagian awal buku. Cobalah untuk tidak mengabaikan kata-pengantar dari penulis buku atau editor buku, sebab didalam kata pengantar itu biasanya penulis atau editor memberitahukan maksud dan tujuan dibalik penerbitan buku tersebut. Namun demikian, untuk buku-buku fiksi, pembacaan cermat bisa dilakukan dengan membaca paparan diawal buku, membaca karakter tokoh dan suasana yang dibangun penulisnya, dan dari sana baru terbangun gambaran kenapa buku itu perlu ditulis. Pembacaan cermat untuk menangkap gagasan awal penulis tersebut tentu membutuhkan konsentrasi dan fokus, sehingga anda perlu menarik nafas dalam sembari tetap melekatkan mata pada kalimat-kalimat yang tertulis dalam buku itu. Usahakan tidak melakukan jeda membaca makala sudah memasuki paparan awal, kalaupun harus melakukan jeda, usahakan jangan terlalu lama, sebab jeda yang lama akan membuat anda kehilangan mata-rantai gagasan yang diungkapkan penulis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar