Selamat Membaca SBR

Untuk anda, para pembaca situs blog ini, semoga ada manfaat yang bisa anda dapatkan. Silakan tulis komentar anda dibawah. Saran dan kritik sangat kami tunggu.

Kamis, 28 Juni 2012

Menutup Abad 20, Membuka Abad 21

Catatan Kritis Intelektual Dunia



Judul Buku    : The World
Pengarang     : Goran Therborn
Penerbit        : Polity, UK
Tebal             : x + 265 halaman
Cetakan        : Pertama, 2011

Sekali lagi Goran Therborn membuktikan dirinya sebagai sosiolog radikal. Pakar yang mengajar di Universitas Cambridge dan kini sudah pensiun ini tak henti-hentinya mengeluarkan pernyataan radikal yang mampu menarik perhatian masyarakat luas. Terutama pernyataan bagaimana membaca fenomena dunia ketika kapitalisme memang dan jaya di berbagai belahan dunia.

Ketika veteran sejarawan terkemuka Eric Hobsbawm merekomendasikan karya Göran Therborn terbaru ini sebagai bahan bacaan untuk memahami bagaimana berbagai peristiwa di dunia ini harus dilihat. Maka, banyak pembaca kritis kemudian mulai berupaya menilai argumen-argumen yang diajukan oleh Ternborn yang berasal dari Swedia itu. Diantara argumen yang diajukan Therborn adalah terkait bingkai kita selama ini dalam melihat perkembangan dunia. baginya, pembingkaian yang kurang pas pada segala peristiwa itu akan berdampak pada hasil pengamatan, sehingga bisa muncul salah penerjemahan terhadap peristiwa yang terjadi.

Karya Therborn kali ini boleh dikata agak ensiklopedis, ia menelusuri pangkal dari berbagai peristiwa penting yang marak belakangan ini. Uraian Therborn sangat khas, tajam dan selalu berhasil menguak penyebab dari munculnya peristiwa-peristiwa tersebut. Sebut saja, produksi barang pada abad ke-19, yang ternyata menunjukkan bahwa hingga kini pun sejumlah barang yang beredar di pasar-pasar dunia berasal dari produsen di Asia. Peredaran barang-barang tersebut sudah lintas benua dalam tempo singkat dan menjangkau konsumen dalam jarak ribuan mil dari tempat dimana produsen barang berada. 

Jika disimak baik-baik paparan Therborn di dalam buku ini, maka kita akan segera tahu bahwa sebenarnya buku ini bukan tentang dunia, tapi tentang umat manusia. Therborn melakukan pendekatan yang sangat menarik dalam menguraikan keberadaan manusia yang majemuk. Manusia tinggal di mana-mana di muka bumi ini. Kecuali di tempat-tempat yang memang tak layak untuk dihuni. Namun, keanekaragaman manusia saat merespon lingkungan itu, jelas sangat menarik perhatian, apalagi jika respon itu mengakibatkan perubahan lingkungan. Inilah yang ditegaskan Therborn dalam buku ini.

Dia ingin memahami "geologi sosiokultural - melihat" efek abadi dari peradaban kuno, beberapa gelombang globalisasi, jalur yang berbeda dengan modernitas. Kemudian, ia ingin memahami evolusi manusia (tentu tidak dalam arti biologis). interaksi antara manusia dan alam, persaingan antara sistem politik dan ekonomi yang berbeda, budaya dan nilai-nilai, dan pemaksaan dibebankan pada kehidupan dalam beragam peristiwa.

Therborn secara jeli juga melihat dari lensa perjalanan kehidupan manusia. Memperhatikan secara cermat berbagai resiko yang dihadapi umat manusia, berbagai malapetaka yang sudah dihadapi umat manusia, kemudian ia merenungkan dan menguraikan apa gambaran yang bisa diketahui dari berbagai peristiwa itu. Buku ini seakan menjadi penutup abad 20 dan mengisi satu dekade memasuki abad 21. (peresensi: Rosdiansyah, Direktur Surabaya Readers Club)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar