Selamat Membaca SBR

Untuk anda, para pembaca situs blog ini, semoga ada manfaat yang bisa anda dapatkan. Silakan tulis komentar anda dibawah. Saran dan kritik sangat kami tunggu.

Minggu, 30 Oktober 2011

Melarang Buku Radikal Kanan

SELAMA Orde Baru berkuasa bukan hanya buku-buku bernuansa 'kiri' saja yang diawasi atau bahkan dilarang pemerintahan yang berkuasa saat itu, melainkan buku-buku yang kental nuansa 'kanan' pun ikut diawasi, diteliti kemudian dilarang. Modus pelarang buku seperti itu kembali lagi terjadi pada masa sesudah Orde baru tumbang. Aparat penegak hukum seperti kejaksaan bertindak seperti penjaga sekaligus pengawas buku-buku yang dianggap berbahaya. Masalahnya, belum tentu apa yang dikategorikan 'bahaya' oleh kejaksaan itu memang benar berbahaya untuk pembaca. Penentuan sebuah buku itu berbahaya atau tidak, jelas bukan kewenangan kejaksaan, apalagi saat ini warga masyarakat yang sekaligus menjadi pembaca buku yang rajin, tentu mencermati kinerja kejaksaan di bidang lain, seperti pemberantasan korupsi yang tak kunjung usai. Daripada memberi cap sebuah buku berbahaya, pembaca buku tentu lebih menyarankan kepada petugas kejaksaan agar fokus saja pada pemberantasan korupsi.

Minggu, 23 Oktober 2011

Demokratisasi dan Reformasi Sektor Keamanan di Amerika Latin

Judul Buku    : Policing Democracy
Penulis         : Mark Ungar
Penerbit       : The Johns Hopkins University Press
Tebal            : xviii + 389 halaman
Cetakan        : Pertama, 2011

PERBINCANGAN tentang demokrasi dan reformasi sektor keamanan sering harus terjebak ke dalam pertentangan antara keinginan untuk memperbaiki kinerja aparat penegak hukum dan keinginan masyarakat umum agar pemerintah melakukan tindakan segera terhadap berbagai masalah yang ada. Demokrasi memang memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendesak pemerintah melakukan penanganan segera atas permasalahan yang ada, namun seringkali pemerintah sendiri mempunyai skala prioritas penanganan masalah yang bisa berbeda dari keinginan warga masyarakat. Dalam kaitan ini, posisi lembaga legislatif sebenarnya bisa berfungsi mempertemukan dua kutub berbeda di alam demokrasi, meski sayangnya pembangunan demokrasi di negara-negara berkembang justru mengabaikan fungsi legislatif itu.

Apalagi jika kemudian baik legislatif maupun partai politik yang menjadi penyuplai politisi untuk mengisi lembaga tersebut, ternyata mempunyai kualitas serta bobot yang sangat timpang dibanding kemampuan eksekutif dalam menuntaskan berbagai persoalan. Peran partai politik menjadi mandul ketika desakan masyarakat untuk penuntasan persoalan-persoalan nyata pada kenyataannya bukan menjadi prioritas utama. Partai politik yang diidam-idamkan menjadi saluran bagi aspirasi masyarakat justru terjebak ke dalam aksi serta pemikiran sempit berupa pemenuhan kebutuhan keorganisasian belaka. 

Jumat, 21 Oktober 2011

Kenapa Harus Meresensi Buku Berbahasa Inggris?

PERTANYAAN yang sering mengemuka terkait buku-buku yang diresensi dalam blog ini diantaranya adalah kenapa kami memilih meresensi buku-buku berbahasa Inggris. Pertanyaan ini bagi kami tentu sangat wajar mengingat nyaris sebagian besar masyarakat Indonesia masih memandang buku berbahasa Inggris adalah sulit dan tak terjangkau. Kesulitan utama dalam membaca buku berbahasa Inggris tentu terletak pada kemampuan mencerna apa yang dituliskan sang penulis buku.

Kaidah serta tata bahasa Inggris yang berbeda dari bahasa Indonesia tentu menjadikan kita kadang sulit memahami apa maksud dari untaian kalimat dalam buku tersebut. Padahal, kalau kita mau sedikit bersusah-payah untuk membekali diri dengan perangkat tata bahasa yang baik, maka aktivitas membaca buku berbahasa Inggris merupakan sarana yang tepat untuk mempraktekkan tata bahasa yang sudah terkuasai dengan baik. Jika para 'founding fathers' di Republik tercinta ini dulu mampu menguasai dengan baik berbagai bahasa asing, terutama bahasa Belanda dan Inggris, kenapa kemudian kita menjadi alergi pada bahasa asing? Para 'founding father' itu tentu tidak serta-merta bisa menguasai bahasa Belanda dan Inggris saat mereka masuk ke sekolah.

Kamis, 20 Oktober 2011

Membaca Buku Berbahasa Inggris

MEMBACA buku tentu memberi kenikmatan tersendiri bagi siapa saja yang keranjingan. Seorang penulis buku yang piawai tentu akan selalu menjaga stamina pembacanya. Caranya, dengan menuliskan susunan kalimat yang mudah dicerna dan enak dibaca. Tentu saja, untuk menyusun kalimat semacam itu, seorang penulis harus terus menerus mengasah kemampuannya menuangkan gagasan atau perasaannya dalam bentuk tulisan. Awalnya, memang sulit menuangkan gagasan tersebut ke dalam rangkaian kalimat menawan dan mampu menjadikan pembaca betah membaca halaman demi halaman dan seakan tak mau beranjak dari buku tersebut.

Kita barangkali terbiasa membaca buku berbahasa Indonesia. Baik buku yang ditulis oleh para pengarang Indonesia asli maupun buku hasil terjemahan dari bahasa asing, utamanya dari bahasa Inggris. Tentu bisa dibedakan, antara buku yang ditulis oleh pengarang Indonesia dari buku terjemahan bahasa asing. Contohnya, sebuah buku hasil terjemahan dari bahasa Inggris, kadang-kadang penerjemahan yang dilakukan penerbit Indonesia terbaca belum optimal. Boleh jadi, nuansa kebahasaan yang ada belum tertangkap dengan baik.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Realita Jihad itu Bersifat Fluktuatif dalam Sejarah Muslim



Judul Buku    : Partisans of Allah, Jihad In South Asia
Pengarang     : Ayesha Jalal
Penerbit       : Harvard University Press, AS
Tebal            : xvii + 373 halaman
Cetakan        : Pertama, 2008

----------------------
PERJALANAN kelompok jihadis sering menjadi bahan sorotan publik dan media. Belakangan, sorotan itu semakin meningkat setelah AS berhasil masuk ke wilayah Pakistan dan melakukan serangan mendadak kepada dedengkot al Qaeda, Osama bin Laden. Selanjutnya, AS menerapkan perang lawan teror dengan melibatkan jet tempur tak berawak yang akrab disebut 'drone'. Hasilnya, sejumlah tokoh organisasi radikal di Yaman, Somalia dan beberapa tempat lain, tewas karena serangan 'drone' itu.
-------------------------------

Buku ini hendak menguraikan bagaimana konsep jihad juga tumbuh subur di Asia Selatan. Riset yang dilakukan oleh penulis buku itu memang bertujuan menunjukkan bagaimana liku-liku pertumbuhan kelompok-kelompok jihadis itu, yang boleh jadi tak terintegrasi dengan kelompok serupa di Arab Saudi, Bahrain, Yaman atau Somalia.